
Pandemi Covid-19 yang mulai menyebar pada awal Maret 2020 di Indonesia memiliki dampak yang besar kepada dunia pendidikan, tak terkecuali kepada SMP Satya Dharma Sudjana. Kegiatan Ujian Nasional bagi siswa kelas IX Tahun Pelajaran 2019/2020 yang sudah diperiapkan dengan matang sejak November 2019, ternyata dibatalkan oleh pemerintah. Kegiatan Ujian Nasional ini mestinya menjadi Ujian Nasional terakhir di Republik Indonesia, ternyata yang terakhir adalah Ujian Nasional tahun 2019. Mengapa? Ya karena pemerintah telah memutuskan untuk menghapuskan Ujian Nasional dari agenda pendidikan nasional. Selanjutnya, Ujian Nasional akan diganti dengan Asesmen Kompetensi Minimal (AKM), sasarannya adalah siswa kelas VIII (Delapan), tujuannya agar hasil AKM dapat dimanfaatkan untuk perbaikan pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran di sekolah.
Kembali berbicara tentang dampak Covid-19 di sekolah, pemerintah juga memutuskan bahwa sampai dengan akhir tahun pelajaran 2019/2020, sekolah tidak diizinkan untuk menyelenggarakan pembelajaran tatap muka di sekolah. Artinya siswa belajar dari rumah. Khusus di SMP Satya Dharma Sudjana, 543 siswa yang belajar dari rumah sebanyak 96% memanfaatkan e-learning LMS Moodle dengan alamat https://elearning.smpsds.sch.id, siswa yang tidak memiliki smartphone (4%) menggunakan metode penugasan. Tantangan dan hambatan tentu ada dan banyak, mulai dari kesiapan siswa dan orang tua, kesungguhan siswa dalam belajar dan mengikuti pelajaran, penyiapan dan pengaturan materi pelajaran oleh guru, kekuatan jaringan internet server, jaringan internet sekolah, dan lain-lain. Alhamdulillah, dengan segala daya upaya maka tantangan dan hambatan tersebut dapat diatasi dengan baik, sehingga pada akhir tahun pelajaran 2019/2020 hanya menyisakan 15 siswa dengan status belum lengkap penilaiannya.
Tanggal 13 Juli 2020 adalah awal tahun pelajaran baru 2020/2021, KBM masih belum boleh tatap muka, maka metode full daring diterapkan. Pada semester 1 seluruh siswa diwajibkan untuk mengikuti proses pembelajaran melalui e-learning. Tantangan tentu masih ada, tetapi secara umum pelaksanannya jauh lebih baik dibandingkan dengan semester sebelumnya, karena siswa, orang tua, dan guru sudah lebih siap. Beberapa tantangan yang masih ada adalah belum munculnya sikap tanggung jawab yang tinggi pada diri siswa untuk melakukan proses belajar secara rutin sesuai jadwal, sehingga beberapa siswa tertinggal materi dan penilaian mingguan. Dalam hal ini, tugas guru mendidik semakin berat sebab tidak adanya tatap muka, komunikasi dengan siswa harus dibangun melalui sarana telekomunikasi telepon dan media sosial. Hambatan yang sering muncul adalah seringnya susah sinyal dan siswa berganti nomor telepon, sehingga guru kesulitan menghubungi siswa.
Solusi atas masalah di atas mulai tampak sinarnya ketika Siaran Pers Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tanggal 7 Agustus 2020 Nomor: 210/Sipres/A6/VIII/2020 Tentang Penyesuaian Keputusan Bersama Empat Menteri tentang Panduan Pembelajaran di Masa Pandemi COVID-19 dikeluarkan. Inti dari siaran pes ini adalah sekolah yang berada di zona hijau dan kuning diperbolehkan menyelenggarakan KBM tatap muka. Hal ini ditindaklanjuti oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lampung Tengah melalui surat edaran tanggal 10 Agustus 2020 nomor 420/2534/01/D.a.VI.01/2020 tentang Penyesuaian Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19 di Lampung Tengah dapat dimulai pada minggu ke-2 Bulan Agustus 2020. Kemudian Ketua Yayasan Gunung Madu melalui surat tanggal 15 Agustus 2020 nomor 130/YGM/VIII/2020 tentang Kegiatan Belajar Mengajar di Sekolah, untuk SMP Satya Dharma Sudjana dapat dimulai tanggal 24 Agustus 2020. Kemudian pada minggu ke-2 SMP Satya Dharma Sudjana berkomunikasi dengan komite sekolah dan orang tua, hasilnya adalah orang tua/wali yang setuju KBM Tatap Muka sebanyak 462 orang, yang tidak setuju sebanyak 4 orang. Siswa yang orang tuanya tidak setuju tatap muka maka difasilitasi sepenuhnya melalui e-learning. Dengan demikian, siswa SMP Satya Dharma dapat belajar dengan model blended learning atau hybrid learning yaitu model pembelajaran yang memadukan tatap muka dan e-learning.
Kita sangat bersyukur, selangkah demi selangkah kita kembali kepada kenormalan baru, kepatuhan kepada protokol kesehatan menjadi kunci keberlangsungan KBM pada masa pandemi. Tatap muka ini dapat dimanfaatkan untuk menjalin komunikasi secara lebih mudah bagi guru dan siswa untuk menuntaskan materi, juga membahas materi inti setiap Kompetensi Dasar, dan menanamkan kebiasaan normal yang baru seperti selalu memakai masker, menjaga jarak, menjaga kebersihan, dan sebagainya. Kita tentu berharap agar pandemi ini segera usai, tetapi menjaga diri, menjaga siswa, menjaga keluarga tetap perlu terus kita gaungkan agar kita tidak lengah.
Dengan siswa masuk sekolah dalam tatap muka meski hanya 2,5 jam per hari tanpa waktu istirahat, kegiatan ini sangat membantu siswa dalam mencapai target kurikulum darurat yang telah diterbitkan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Kerja sama dari seluruh pihak terkait: pemerintah, pimpinan perusahaan, pengurus yayasan, komite sekolah, pimpinan sekolah, orang tua, guru, siswa, dan lingkungan masyarakat menjadi kunci keberhasilan pembelajaran di masa pandemi. Ayo tetap semangat. (30/08/20: gnt)